Klikfakta.id, HALTENG — Selain orasi politik, calon Bupati Halmahera Tengah (Halteng), Maluku Utara, Edi Langkara mengajak ribuan simpatisan untuk membacakan surah Al-fatihah buat Almarhum Chulhaidir Hi. Jafar.

Almarhum Chulhaidir Hi. Jafar adalah Putra terbaik Kecamatan Patani Barat asal Desa Banemo, yang merupakan mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Dapil Propinsi Maluku Utara tahun 2019.

“Untuk itu kita kirimkan Al-fatihah kepada yang maha kuasa agar Almarhum senang disana,” ajaknya.

Sebelum meninggal, almarhum Chulhaidir sempat menjalani tugasnya yang selama kurang lebih 6 bulan lamanya.

Pembacaan surah Al-fatihah dipimipin langsung oleh Elang.

Pembacaan Al-fatihah oleh Elang pada saat melakukan kampanye pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Halteng nomor urut 2 Edi Langkara dan Abd. Rahim Odeyani yang dipusatkan di Desa Bobane Jaya, Kecamatan Patani Barat pada Selasa 08 Oktober 2024 kemarin malam.

Amatan Klikfakta.id diarea kampanye terlihat pembacaan Al-fatihah oleh Elang dilanjutkan orasi politiknya itu, dengan nada yang sedih bahkan air matanya pun juga ikut jatuh berlinang.

Dengan mengenakkan kopiah hitam dan kameja lengan panjang berwarna putih, Edi Langkara terlihat tampil yang sangat memukau dengan jati dirinya sendiri bahkan dapat memperlihatkan khas negeri fagogoru.

Elang dipersilahkan menyampaikan orasi politiknya mengucapkan Alhamdulillah kepada ribuan saudara-saudaranya di Halmahera Tengah atas kepercayaan ke Elang-Rahim pada periode pertama yang dapat mewujudkan janji-janjinya.

“Perhubungan antar desa sampai kota sudah bisa dilalui dengan mobil dan jaringan telkomonikasi telah tersedia yang sudah nikmati bersama sampai dipelosok-pelosok Desa,” ujar Elang disambut dengan tepuk tangan yang meriah dari ribuan simpatisan dan pendukung.

Dia meminta jangan membandingkan pemimpin antara siapa penggantinya, tapi lihatlah realita yang ada hari ini, bandingkanlah Halmahera Tengah dengan kabupaten kota lain di Maluku Utara.

“Kita buat perbandingan dengan 10 kabupaten dan kota yang ada di Maluku Utara, maka anda mesti bangga, karena memilih Elang-Rahim sebagai pemimpin yang telah meletakkan dasar-dasar pembangunan seperti ini,” katanya.

“Kita harus bangga punya pemimpin yang lahir di Weda, Gebe, dan Patani, jangan bangga dengan orang yang bukan bangsa kita sendiri,” tambahnya.

Kalau berbicara Edi Langkara dan Abd. Rahim Odeyani siapa? hanya sedikit debu yang tidak ada nilai, di mata sang pencipta, ini panggilan, karena anda datang disini disaat ElangRahim tidak berkuasa dan jabatan apa-apa.

“Kita ini sebagai pemerintahan, jangan kita bodohi rakyat, karena rakyat ini kepada pemerintah tempat meminta dan kepada siapapun, itu pemimpin pada saat disumpah akan berlaku seadil-adilnya,” timpalnya.

Akan tetapi, ketika hatinya telah tergores untuk berbicara tentang ini dukung saya dan tidak maka batal secara sareat dan hakekat bahwa anda bukanlah pemimpin.

“Kita jangan pamer dan bicara tentang siapa, hari ini secara politik saya datang meminta kepada masyarakat Patani Barat, yang lalu kalian bilang luar biasa, terus ini hanya datang kasi bantuan kalian bangga?,” tanyanya.

Ia, meminta agar berpikir lebih jauh untuk daerah, jangan cerita jalan dari Banemo sampai cipai surak, apakah tidak ada anggaran, kepemimpinan Elang-Rahim APBD hanya Rp.900 miliar paling tinggi, dan dilepas kurang lebih Rp. 2,5 Triliun, kenapa jalan itu tidak dilakukan.

“Apakah Karena bukan kampungnya, anak dari negeri fagogoru yang lahir dan besar disini, padahal ada duit itu, kita juga sudah programkan semua, kenapa tidak jalan, harusnya kalian mengerti betul-betul wahai bapak ibu saudara sekalian,” nasihatnya.

Ini bukan cari siapa yang punya tahta dan jabatan kedepan, tapi berbicara tentang keselamatan daerah akan datang, pemimpin itu kalian harus do’akan agar dia bisa meletakkan dasar-dasar pembangunan dengan baik.

“Jangan kalian kira Bupati ini Bupati PL, kalau hanya PL, tidak perlu sekolah yang tinggi, karena itu tamat SD juga bisa bikin, apakah Bupati hanya lihat itu atau mau lihat rakyat ini, anggaran Rp. 2 triliun kenapa tidak dilanjutkan, dan hanya membagikan bantuan itu,” sesalnya.

Apakah ini tujuan pembangunan yang dipikirkan seorang pemimpin, karena disaat yang sama rakyat menderita Elang-Rahim sudah berbuat untuk kepentingan rakyat, cara berpikir seorang pemimpin maka berpikir dia dan lingkungan kelahirannya dengan ALLAH SWT.

“Tugas pemerintah itu menciptakan akses untuk kesejahteraan rakyat yang dipimpinnya, bukan berpikir tentang proyek dan sebagainya,” imbuhnya.

Dirinya mengatakan kepemimpinan Elang-Rahim sebagai Bupati dan Wakil Bupati Halteng itu mengaku sangat memahami betul suasana kebatinan masyarakat sampai dipelosok-pelosok Desa.

“Jadi hanyalah Elang-Rahim sebagai pemimpin yang sangat mengerti semua masyarakat Halmahera Tengah,” katanya dengan dialek Patani.

Elang juga mengatakan, program yang memberikan susu gratis, untuk Ibu hamil dan menyusui adalah program dari pemimpin sebelumnya dan hanya dilanjutkan oleh Pj. Bupati Ikram M. Sangadji (IMS) yang menjabat saat itu tidak memiliki program kerja.

“Kebijakan publik yang dilaksanakan seorang pejabat adalah kebijakan dari program milik Bupati dan Wakil Bupati definitif (Pilihan masyarakat),” tukasnya.

Hanya saja, lanjut Elang bahwa pada masa kepemimpinan Elang-Rahim telah berakhir, sehingga program yang dirumuskan dan sudah disetujui DPRD Halteng harus dilaksanakan oleh Pj. yang ditunjuk pemerintah pusat.

“Pemberian susu dan bantuan kepada Ibu hamil dan menyusui itu padahal sudah dilakukan Elang-Rahim untuk menekan angka stunting,” pintanya.

Dan itu, lanjut Elang program nasional yang dirumuskan dan dianggarkan oleh pasangan Bupati dan Wakil Bupati Elang-Rahim melalui APBD 2023.

“Karena masa jabatan berakhir, maka otomatis kegiatan yang sudah kami siapkan itu harus dilanjutkan oleh Pj. Bupati,” tegas Elang

“Selama lima tahun kepemimpinan, Elang-Rahim juga sukses membangun 1625 unit rumah layak huni bagi masyarakat kurang mampu dan pembangunan infrastruktur lainnya dan akan menyediakan lagi 10.000 ribu rumah,” pungkas Elang mengakhiri. ***

Editor    : Armand 

Penulis :  Saha Buamona 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *