Klikfakta.id, HALTENG– Mantan Anggota DPRD Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, oleh Nuryadin Ahmad menegaskan untuk mengukur prestasi seorang pemimpin tidak bisa hanya berdasarkan dengan kehebatan narasinya.

Menurutnya untuk mengukur prestasi pemimpin harusnya perlu juga dilihat dari implementasinya, karena semua orang bisa berargumen, tapi jika idak diberingi dengan realitasnya maka bukanlah prestasi.

Dikatakan, pada masa kepemimpinan Penjabat Bupati Ikram Malan Sangadji Anggaran Pendapatan Belanja Daerah atau APBD Halmahera Tengah (Halteng) tembus Rp2 triliun.

APBD Halteng bisa disebut sangat sehat dibandingkan dengan APBD di daerah kabupaten kota lain di Maluku Utara.

Namun Ia menegaskan bahwa Ikram alias IMS tidak mewujudkan mimpi masyarakat negeri Fagogoru.

Sebab banyak sekali program rakyat, seperti pembangunan ruas jalan antar desa dan kecamatan, hingga ke Kota Weda yang telah direncanakan oleh pemerintahan sebelumnya itu tidak dilanjutkan pada pemerintahan IMS.

“Kalau mau jujur, mantan Pj. IMS itu minim pembangunan bahkan tidak ada. Karena yang ada kebanyakan program pencitraan,” ujar Nuryadin berdasarkan rilis yang diterima Klikfakta.id pada Senin 16 September 2024.

Ia mengatakan kebijakan yang diambil oleh IMS seperti pembangunan rumah layak huni (RLH) beasiswa S1, S2, S3 dan kedokteran sebelumnya itu sudah dilakukan pada masa pemerintahan ElangRahim.

Bahkan tata kelola keuangan sampai pada pemerintahan lanjut Yadin jauh berbeda dengan masa kepemimpinan Edi Langkara dan Abd. Rahim Odeyani.

Karena, meski APBD Halteng terbatas atau hanya sebesar Rp. 700-800 miliar per tahun.

Dan ditambah dengan pemotongan dana refocusing akibat covid 19 sekira Rp.180 miliar per tahun, namun sebut Yadin pasangan Elang-Rahim sukses menghadirkan sejumlah pembangunan yang spektakuler.

“Itulah pemimpin sebagai anak negeri yang cinta terhadap daerah. Mereka tentu bekerja dengan program daerah yang terarah, dan tulus. Padahal masa kepemimpinannya itu keterbatasan anggaran,” tandasnya.

Intinya masyarakat Halteng harus jujur bahwa kepemimpinan ElangRahim itu telah mampu membangun beberapa ruas jalan pedesaan dengan hotmix.

“Itu baru namanya pemimpin yang berprestasi, karena sudah dinikmati oleh rakyat Halteng,” pungkasnya.

Nuryadin memaparkan sejumlah Infrastruktur dasar dan konektivitas wilayah halteng yang dibangun pada masa kepemimpinan Elang-Rahim.

Kebijakannya ElangRahim itu telah menghadirkan pembangunan yang diarahkan dengan bantuan RLH untuk masyarakat berpenghasilan rendah sebanyak 1.625 unit.

RLH sebanyak 1625 unit dengan total anggaran Rp. 60.855.000.000, serata penyediaan sanitasi dan bantuan MCK untuk warga belum memiliki jamban, pemerintah daerah mengalokasikan anggaran sebesar Rp.15.875.149.000.

Bahkan kepemimpinan ElangRahim itu juga ada kebijakan pemasangan instalasi listrik gratis bagi warga yang kurang mampu. Dan membangun kerjasama dengan PLN, sehingga listrik di Halteng dapat terjangkau.

Listrik terjangkau ke semua desa yang ada di Halteng, bahkan menyala sudah 24 jam, termasuk Umiyal di Pulau Yoi telah teraliri listrik dengan baik, nilai investasi juga sebesar Rp. 30 Miliar.

Kemudian, penyediaan pelayanan air bersih yang layak untuk masyarakat, pemerintah daerah mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 52.422.436.000 dengan membangun IPA, Perpipaan sambungan sampai ke rumah-rumah.

“Kami memiliki keinginan politik yang kuat untuk menyediakan air bersih yang layak bagi masyarakat di kota Weda dan seluruh wilayah Halmahera Tengah,” imbuhnya.

Yadin juga menyentil pembangunan infrastruktur pendukung konektivitas wilayah, yang dirumuskan oleh Elang dengan kebijakan pembangunan yang meliputi Pembangunan jalan hotmix dari tahun 2018 sampai 2022.

Dari tahun 2018 sampai 2022 jalan sepanjang 236,480 kilometer dengan anggaran Rp. 477.175.155.249 yang dipetakan sebagai berikut:

1. Kecamatan Pulau Gebe dengan nilai investasi sebesar Rp. 62.095.278.000 dengan volume 21.450 kilometer.

2. Wilayah Patani dengan nilai investasi Rp. 196.928.874.050 dengan volume 61.025 kilometer.

3. Weda Utara dengan nilai investasi Rp. 9.943.694.000 dengan volume 3 kilometer.

4. Weda Tengah dengan nilai investasi Rp. 15.146.667.000 dengan volume 4.4 kilometer.

5. Weda Selatan dengan nilai investasi kurang lebih Rp. 30.000.000.000 dengan volume 12 kilometer.

6. Kota Weda dengan nilai investasi Rp. 130.000.000.000 dengan volume 38 kilometer.

Tidak hanya itu, masa kepemimpinan ElangRahim juga ada Pembangunan Jalan Sirtu sejak tahun 2018 s/d tahun 2022 sepanjang 11,40 kilometer yang anggarannya Rp. 14.962.770.000.

Pembangunan jembatan di seluruh kawasan yang ada di Halteng dengan total anggaran Rp. 30.282.540.000.

Yang paling penting adalah periode pemerintahan ElangRahim telah menyelesaikan pembangunan jembatan Gowonli yang menjadi urat nadi utama untuk menghubungkan kawasan Patani Timur dengan wilayah lain di pulau Halmahera dengan nilai sebesar Rp.16 miliar.

Pembangunan Drainase dengan jumlah investasi Rp. 24.755.000.000 volume 13,42 kilometer. Breakwater yang nilai investasinya sebesar Rp. 35.000.000.000 meliputi kawasan pantai Kota Weda, Pantai Wailegi Patani dan pantai Gemia.

Penyediaan jaringan telekomunikasi di seluruh wilayah Halmahera Tengah untuk membiayai pembangunan tower sebesar Rp. 32 miliar.

Untuk mendukung visi besar itu, maka sejumlah program strategis yang telah ditorehkan Elang-Rahim sebagaimana ditetapkan dalam lima tahun misi yang tertuang didalam dokumen perencanaan pembangunan daerah.

Karena sebagai Pemimpin Waktu itu Elang juga bertekad bahwa seluruhnya harus dapat dipenuhi dan dituntaskan dengan sebuah keyakinan hingga akhir masa jabatannya.

“Karena hajat hidup kebutuhan dasar untuk masyarakat Halmahera Tengah benar-benar terpenuhi,” bebernya.

Pada tahun 2017 Halmahera Tengah memiliki 39 desa tertinggal dan 15 desa sangat tertinggal. Sejak tahun 2018 hingga tahun 2022, intervensi kebijakan pembangunan, pembinaan penyempurnaan sampai tata kelola pemerintahan desa berdasarkan indikator Indeks Desa Membangun (IDM).

Maka tidak ada lagi desa di Kabupaten Halmahera Tengah berstatus sangat tertinggal. Hingga akhir periode pada pemerintahan Elang-Rahim dengan mengalami kemajuan yang signifikan dalam aspek penataan pemerintahan program pelayanan pengelolaan dan masyarakat di tingkat desa.

Masa kepemimpinan ElangRahim, juga telah dibangun Plaza Weda dengan nilai investasi Rp. 87 miliar, pembangunan Stadion Elang Halmahera dan sarana prasarana pendukung GOR Fagogoru dengan nilai investasi Rp.82 miliar yang terealisasi 67 persen di masa kepemimpinan mereka.

“Bahkan ada juga pembangunan jalan kawasan Gor dengan anggaran Rp.70 miliar, tapi tidak dilanjutkan oleh Pj Bupati Halteng Ikram Sangadji Malan (IMS) saat itu,” tegasnya.

Pembangunan kawasan Nusliko Park itu nilai investasi Rp. 30.000.000.000 serta pembangunan dan penataan prasarana olahraga dan Fasilitas penunjang Lapangan Kuleyefo dengan nilai investasi Rp. 13.440.000.000. Maka seluruh proyek strategis kota yang dibangun Elang-Rahim adalah pilar utama penyangga kota untuk mewujudkan kota Weda sebagai waterfront city (kota pantai).

Sebelumnya dua puluh Dosa besar mantan Pj Bupati Halteng Ikram Malan Sangadji saat menjabat berdasarkan informasi yang diterima Klikfakta.id sebanyak dua puluh diantaranya:

1. Menjanjikan angka kemiskinan Halmahera Tengah turun dari 12 persen menjadi 6 persen, akan tetapi kenyataannya kemiskinan di Halteng masih berada diposisi kedua provinsi Maluku Utara.

2. ⁠Menjanjikan membangun rumah sakit internasional di kota Weda, akan tetapi sampai tahun ke-2 memimpin, janji itu tak pernah nampak sedikitpun.

3. ⁠Menjanjikan akan membangun 2 jalur jalan dari Lelilef-Lukulamo. Akan tetapi janji itu sampai tahun ke-2 tidak dilakukan sama sekali.

4. ⁠Memutuskan perjanjian kerjasama Pemerintah Daerah (Pemda) dengan PT. IWIP terhadap pembangunan Tribun Barat GOR Fagogoru.

5. ⁠Menjanjikan alitrasi sungai Kobe sampai melakukan acara “kick off” padahal sampai saat ini tidak ada satu eksen dilapangan sama sekali.

6. ⁠Tidak melanjutkan pembangunan ruas Jalan Trans SP 1 ke SP 2 Trans Waleh. Ruas Jalan di Waleh dan Dote. Padahal sudah dianggarkan dalam APBD namun tidak ditenderkan oleh yang bersangkutan.

7. ⁠Menjanjikan akan mendorong kebijakan dalam penanganan banjir Messa-Kotalo, namun tidak ada sama sekali.

8. ⁠Tidak serius penanganan banjir di Weda Tengah dan Weda Selatan serta Trans Waleh.

9. ⁠Setiap banjir yang bersangkutan selalu tidak berada di tempat.

10. ⁠Menjanjikan Pemda akan serius menangani kasus sungai Sagea, padahal sampai saat ini tidak ada langkah yang dilakukan Pemda sama sekali.

11. ⁠Sebagai orang pusat yang dititipkan di daerah, IMS menjanjikan Agustus (2024) pasti akan ada salah satu putra/putri Halmahera Tengah yang akan diloloskan sebagai peserta paskibraka nasional di istana negara, namun kenyataannya tidak.

12. ⁠Menjanjikan akan membangun Puskesmas Rawat Inap Lelilef. Namun kenyataannya tidak ada.

13. ⁠Menjanjikan akan menyerahkan 50 ribu bibit pala anakan ke masyarakat Waleh, padahal kenyataannya tidak ada.

14. Menerbitkan surat edaran tdk akan mencalonkan diri tapi kemudian dia yang tabrak edaran yang dibuat sendiri.

15. Tidak Mampu Menyelesaikan Problem Buruh Tambang di Halteng.

16. Menjanjikan suplai listrik dari PT. IWIP kerja sama dengan PLN, untuk wilayah Weda dan Patani, namun sampai saat ini kenyataannya tidak terbukti.

17. Program Ibu hamil yang selama ini dibanggakan ternyata program Ibu menyusui di masa Elang-Rahim. Program Ibu hamil tersebut rupanya menggunakan dana desa/bebankan desa.

18. Program air bersih yang dijanjikan ternyata sampai saat ini tidak terlaksana.

19. Kunjungan IMS ke Patani dengan alasan agenda pemerintah rupanya adalah agenda politik yang menggunakan fasilitas pemerintah.

20. Bimtek para Ibu Kades di Jakarta diselipkan dengan agenda politik dan bertatap muka dengan salah satu calon Gubernur Maluku Utara.

Tak hanya itu, bahkan berdasarkan informasi Ikram Malan Sangadji yang saat ini diketahui sebagai bakal calon (Balon) Bupati Halteng juga diduga selewengkan beberapa pembangunan multiyears diantaranya:

1. Revitalisasi Kanal dalam kota weda yang dianggarkan tahun 2023 melalui anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) induk dengan nilai Rp10 miliar, dan kenyataan dilapangan dikurangi anggarannya menjadi 5 miliar, itu pun pekerjaannya tidak sesuai dengan perencanaan.

2. Revitalisasi saluran dalam kota weda yang dianggarkan tahun 2023 melalui APBD induk, dengan nilai kurang lebih Rp. 26 Meliyar diproteli.

3. Proyek GOR, sedianya diselesaikan dengan anggaran yang sudah disediakan malah dihentikan dan tidak dilanjutkan

4. Proyek pembangunan tribun barat, yang dianggarkan melalui dana CSR dari PT. IWIP sebesar kurang lebih Rp. 13 miliyar, dialihkan ke rumah sakit, akan tidak tau apa yang dibangun.

5. Pembangunan arena motor cros di hentikan yang tidak tau alasannya apa.

6. Pemeliharaan stadion dengan anggaran Rp1miliar sengaja dipending yang juga tidak tau alasannya apa

7. Proyek Multiyears ruas jalan patani gemia juga tidak dianjutkan tanpa ada alasan tertentu. ***

Editor    : Armand

Penulis : Saha Buamona

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *