Klikfakta.id, KEPSUL– Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan Integratif (KKLl) Angkatan Ke- Xl Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Babussalam Sula, Maluku Utara menggelar dialog publik, bertajuk “STAI Babussalam Sula Bicara Konsep dan Implementasi Moderasi Beragama”.

Dialog yang dilakukan oleh mahasiswa KKLI berlangsung di Aula Kampus STAI Babussalam Sula.

Dialog dibuka secara resmi oleh Ketua STAI Babussalam Sula Sahrul Takim S.Pd.l., M.Pd.l dan di hadiri oleh puluhan mahasiswa dan juga para narasumber yakni Pendeta M. Latuihamallo, T, M. Th, Sahbudin Lumbessy, S.Pd.l., M.Pd.l, Yamin Jul S.Sos.l., M.Pd.l dan Presiden BEM Jisman Leko sebagai moderator diskusi.

Pendeta M. Latuihamallo, T, M. Th dalam penjelasan materinya mengatakan bahwa, untuk mempererat persaudaraan dalam bingkai toleransi umat beragama moderasi beragama adalah usaha mengembalikan pemahaman dan praktek nilai-nilai beragam dalam kehidupan sehari-hari.

“Jadi sesuai dengan esensinya yaitu menjaga harkat martabat dan peradaban manusia, moderasi beragama juga merupakan jalan tengah untuk mencegah terjadinya radikalisme di masyarakat sehingga toleransi antara umat beragama sangat penting,” katanya.

“Puji Tuhan juga untuk orang Sula pemahaman toleransi umat beragama sudah sangat bagus tinggal kita kembangkan lagi dalam hal hal lain yang lebih bagus lagi kedepan,” tambahnya.

Sementara Sahbudin lumbessy, S.Pd.l., M.Pd.l dalam penjelasannya mengatakan, bahwa sebagai rakyat Indonesia harus saling menghargai dan menghormati sesama manusia yang ada di dunia siapapun dia, dari mana dia dan siapa agamanya.

“Karena kita tahu secara bersamaan setiap agama tidak pernah mengajarkan orang untuk melakukan kejahatan dan kekerasan yang di ajarkan adalah yang baik namun, yang sering terjadi kekerasan dan kejahatan itu kembali pada pribadi yang tak memahami atau dalam pemahaman agamanya terlalu keras”

Hal yang sama di sampaikan juga oleh Yamin Jul S.Sos.l ., M.Pd.l l.

Dijelaskan, bicara moderasi beragama serta toleransi kita tidak hanya banyak bicara dan juga merujuk pada konsep semata namun praktek yang sangat dibutuhkan agar terlihat lebih baik.

“Sula ada berbagai macam adat istiadat dan juga ada beberapa agama maka perlunya pemahaman soal moderasi dan juga toleransi ini sangat diperlukan apabila sebagai mahasiswa kaum intelektual yang terdidik harus mendalami soal moderasi agar dapat menyampaikan kepada masyarakat untuk dipahami dan di praktekkan,” pungkasnya.***

Editor    : Armand

Penulis : Sudirman Umawaitina

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *