Klikfakta.id, TALIABU– Aktivitas pertambangan biji besi PT Bintani Mega Indah( BMI) yang saat ini tengah beroperasi di Kecamatan Lede, Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara, dikeluhkan oleh warga setempat.

Pasalnya dampak dari aktivitas pertambangan tersebut menyebabkan air sungai di wilayah itu menjadi keruh.

Bukan Hanya itu, tanaman milik warga juga ikut rusak.

“Air yang biasanya kami gunakan untuk kebutuhan sehari-hari sekarang berubah keruh dan tidak layak konsumsi. Ini sangat mengkhawatirkan bagi kesehatan kami,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Dampak kerusakan lingkungan akibat aktifitas pertambangan( foto: istimewa)

Selain itu, aktivitas tambang biji besi ini juga menyebabkan kerusakan pada lahan pertanian dan hutan sekitar, yang merupakan penyangga ekosistem penting di daerah ini.

Warga juga mengeluhkan penurunan hasil pertanian seperti Cengkeh dan Kakao mereka akibat pencemaran tanah dan air.

Terkait dengan keluhan warga tersebut, pihak PT BMI bernama Pak Hari yang dikonfirmasi via pesan WhatsApp, belum dapat memberikan penjelasan secara resmi.

” Saya akan Infokan ke management terdahulu, nanti sore saya sampaikan ke management,” singkatnya.

Sementara itu, warga sekitar tambang ya g terancam dengan aktivitas tambang biji besi PT BMI berharap tindakan nyata dan cepat dari pihak berwenang untuk segera diantisipasi dan memulihkan kondisi lingkungan yang sudah rusak.

“Kami hanya meminta agar pihak perusahaan BMI untuk mengantisipasi atau ada solusi lain dari pihak perusahaan untuk jaminan hidup kami, lingkungan kami sudah rusak parah, dan ini harus segera diatasi,” tambah seorang warga lainnya.

Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh tambang PT BMI ini juga menarik perhatian dari berbagai kalangan.

Termasuk aktivis dan para tokoh adat. Mereka mendesak pemerintah daerah atau pemerintah pusat untuk melakukan penertiban dan pemulihan lingkungan secara menyeluruh.

Warga berharap bahwa dengan adanya pemerintah daerah, aktivitas tambang dapat optimalisasi atau dihentikan dan lingkungan yang rusak dapat dipulihkan.

Mereka menginginkan tindakan nyata demi masa depan yang lebih baik dan lingkungan yang sehat untuk generasi mendatang.***

Editor    : Armand

Penulis : Arki Afaludin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *