Klikfakta.id, HALSEL — Warga dipesisir Gane Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara mengeluhkan kondisi jalan lintas Saketa Gane Dalam dan Saketa Dahipodo yang tak kunjung diselesaikan.

Kordinator Pemuda Desa Cango Kecamatan Gane Barat, Saumur Hi. Yakub mengatakan, selaku putra Daerah Halmahera Selatan (Halsel) menaruh perhatian serius kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Halsel dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku serta Instansi terkait.

Ia mementa kepada Pemkab Halsel dan Pemprov Maluku Utara agar dengan secepatnya memperbaiki jalan yang sudah tidak layak dilintasi para warga pesisir Gane Gane Barat, Gane Barat Utara.

Menurutnya yang lebih menyedihkan lagi kondisi jalan lintas Saketa menuju Cango, sebab jika terjadi musim hujan maka semakin parah jalan tersebut dan berakibat semua aktivitas warga Masyarakat terganggu.

” Mobil dump truk perusahaan PT. Hijrah yang sering melewati lalu tidak memperhatikan kondisi jalan, padahal jalan tersebut masih bagian dari tanggung jawab pihak perusahaan,” ujar Saumur kepada Klikfakta.id, Rabu 14 Agustus 2024.

Bukan cuman itu, lanjut Erik sapaan akrab Saumur Hi. Yakub menyatakan aktivitas pelajar setiap hari terganggu, karena jalan Saketa menuju Cango menjadi penting akses Keseharian pelajar.

“Karena infrastruktur jalan itu juga kepentingan warga masyarakat, untuk itu saya saya mewakili Masyarakat di pesisir Gane menyampaikan keluhan ini, kami mengutuk keras Pemerintah Kabupaten maupun provinsi,” tegasnya.

Informasi yang diterima awak media ini proyek jalan jembatan, ruas Saketa Gane Dalam maupun Saketa Dahepodo hingga kini tak kunjung tuntas.

Padahal diketahui proyeknya dianggarkan beberapa tahap dengan nilai sangat fantastis.

Proyek jalan tersebut dibangun oleh Pemprov Maluku Utara yang secara berturut-turut dianggarkan ruas jalan dan jembatan itu sejak tahun 2020 sampai 2023, akan tetapi sebelumnya sudah mulai dibangun.

Ruas jalan Saketa Gane Dalam pada tahun 2022 Pemprov Maluku Utara menganggarkan melalui anggaran Multiyers (MY) pada tahun 2022-2023 senilai Rp34 miliar, namun hingga kini tak kunjung dituntaskan.

Sementara ruas jalan dan jembatan Saketa Dahipodo tahun 2020-2021, Pemprov Malut juga menganggarkan untuk peningkatan sepanjang 16 kilo meter senilai Rp.44 miliar lebih yang kerjakan oleh PT. Hijrah Nusatama.

Bahkan tahun 2022-2023, Pemprov Maluku Utara menganggarkan proyek tersebut melalui anggaran MY senilai Rp 51 miliar sekian yang juga dikerjakan oleh PT. Hijrah Nusatama.

Jika ditotalkan anggaran yang dapat dianggarkan untuk pekerjaan Saketa Gane Dalam dan Saketa-Dahepodo oleh Pemprov Malut jauh sebelum itu, maka totalnya lebih dari Rp135 miliar.

Tapi Anehnya anggaran sebesar itu justru tidak dituntaskan.

Baru-baru ini terungkap disidang AGK dalam kasus suap proyek bahwa ruas jalan jembatan Saketa-Dahepodo yang dikerjakan oleh PT. Hijrah Nusatama dengan Direktur Hadiruddin Haji Saleh tahun 2023 dengan nilai Rp.43 miliar itu Saifuddin Juba dan Daud Ismail meminta uang yang diduga suap ke AGK senilai Rp. 6 miliar.

Sementara ruas jalan Saketa Gane Dalam yang dikerjakan PT. Modern Raya Indah Pratama dengan Direktur Sigit Litan alias Acam terungkap didalam persidangan memberikan uang yang diduga suap ke eks Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba sebesar Rp.600 juta. ***

Editor     : Armand

Penulis : Saha Buamona

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *