Alasan Ditolak Pokdarwis, Hajatan FTW di Sula Ditiadakan

Festival Tanjung Waka di Sula( foto : istimewa

Klikfakta.id, SULA– Festival Tanjung Waka (FTW) yang selama ini menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Kepulauan Sula Maluku Utara, dipastikan tidak digelar pada tahun 2025.

Kegiatan tersebut biasa berlangsung di Desa Fatkauyon, Kecamatan Sulabesi Timur, Kabupaten Kepulauan Sula kini tinggal kenangan bagi masyarakat pecinta pariwisata Sula.

Padahal, FTW merupakan salah satu agenda unggulan Pemerintah Daerah melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Sula untuk mempromosikan potensi wisata, budaya, tradisi, ekonomi kreatif, dan keramahtamahan masyarakat Sula.

Festival ini juga menjadi wadah bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan perekonomian lokal serta memperkenalkan pesona Indonesia Timur kepada wisatawan.

Festival Tanjung Waka bahkan telah masuk dalam daftar Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), serta mengantongi sejumlah rekor MURI melalui penampilan berbagai tarian kolosal.

Namun, meski memiliki capaian dan nilai strategis dalam promosi destinasi berbasis ekosistem dan budaya, FTW 2025 resmi ditiadakan.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kepulauan Sula, Ismail Hi. Idris Soamole, membenarkan bahwa festival untuk tahun 2025 ini tidak dilaksanakan.

Penyebab utamanya adalah penolakan dari sebagian anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Fatkauyon.

“Alasannya belum tahu pasti, namun kelompok sadar wisata menolak dilakukan festival,” ujar Ismail ketika dikonfirmasi, Rabu (3/12/2025).

Ia menjelaskan, kegiatan Pokdarwis menolak yang berjumlah sekitar 30 orang. Tetapi muncul juga beberapa kelompok lain mengatasnamakan Pokdarwis menyuarakan penolakan terhadap pelaksanaan FTW.

Sebelumnya, Dinas Pariwisata telah melakukan pertemuan dengan Pokdarwis setelah mereka memasang spanduk penolakan. Bahkan juga kelompok tersebut meminta berdialog dengan Sekda Kepulauan Sula.

Pertemuan pun telah dilakukan, dan mereka kemudian meminta agar dilakukan audiensi lanjutan bersama Bupati.

“Permintaan itu sebenarnya akan diagendakan. Hanya saja karena ada kelompok yang tetap menolak, sehingga pertemuan dengan Bupati tidak jadi dilaksanakan,” katanya.

Situasi tersebut membuat Bupati meminta agar menunggu waktu yang tepat. Namun hingga akhir tahun 2025, waktu pelaksanaan festival tidak memungkinkan lagi, sehingga FTW tahun ini diputuskan ditiadakan.

“Saya juga sudah jelaskan ke Dinas Pariwisata Provinsi Maluku Utara sejak awal hingga tuntas soal permasalahan ini,” tutupnya mengakhiri. (sah/red) 

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page