Klikfakta. id, TERNATE– Oknum anggota Polisi yang bertugas di Pam Ovit Polda Maluku Utara (Malut) berinisial Bripka JM alias Jamal diduga mendukung istrinya bernama Ria M. Husain dengan memanipulasi kasus, dan melaporkan seorang warga Kelurahan Kulaba, Kecamatan Ternate Barat, Kota Ternate, inisial Iki atas dugaan kasus tindak pidana penganiayaan.
Jamal bersama istrinya Ria melaporkan Iki ke Polsek Ternate Pulau yang dibuktikan dengan dengan surat tanda penerima laporan (STPL) Nomor Pol: STPL/22/XII/2024/Polsek tertanggal 10 Desember 2024 sekira pukul 22:00 WIT.
Ria Hi. Husain diketahui tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Ternate.
Ria mendatangi polsek Ternate Pulau pada 10 Desember 2024 sekira pukul 21:30 WIT untuk melaporkan dugaan tindak pidana penganiayaan yang terjadi di Kelurahan Kulaba, Kota Ternate.
Laporan tindak pidana penganiayaan yang dilaporkan oleh Ria selaku istri polisi itu dengan terlapornya berinisial Iki, turut dibenarkan oleh Kapolsek Ternate Pulau IPTU Iwan Mole.
Iwan mengaku, selain melaporkan Iki, istri oknum polisi itu juga melaporkan istri terlapor yang berinisial MT atas dugaan tindak pidana penganiayaan.
“Mereka (pelapor) itu pertama kali melaporkan Iki, tapi beberapa hari kemudian mereka kembali laporkan MT, atas kasus yang sama,” ujar Kapolsek Ternate Pulau IPTU Iwan Mole diruang kerjanya, Selasa 11 Februari 2025.
Sementara itu berdasarkan informasi dari terlapor Iki, bahwa laporan dugaan tindak pidana, dilaporkan oleh Ria yang diduga didukung oleh suaminya yang juga anggota polisi itu adalah fitnah.
Pasalnya, awal kejadian tidak sesuai dengan laporan yang disampaikan ke Polsek Ternate Pulau pada 10 Desember 2024 lalu.
Iki menuturkan bahwa, dirinya dilaporkan oleh Jamal dan istrinya (Ria) atas dugaan tindak pidana penganiayaan.
Sementara laporan yang disampaikan itu, tidak berdasarkan dengan fakta di lapangan.
Dijelaskan, kejadian berawal dari anak keduanya bernama Fatahila bermain dengan anak tetangga rumah Jihan dan Gibran.
“Saat itu saya mandi, istri saya sedang beres-beres rumah, tiba-tiba istri saya sampaikan lihat Fatah dulu, katanya hidung dan bibirnya berdarah, saya pun keluar ambil anak saya tapi mereka sudah antar dia,” ujarnya, Selasa 10 Februari 2025.
Saat melihat hidung anaknya terus berdarah dan bibir yang luka, lantaran sudah panik, ia kemudian memanggil istrinya untuk bersihkan pendarahan dan menemukan luka pecah di bagian bibir.
Dirinya lalu masuk kedalam rumah bersama istrinya untuk bersihkan pakai kapas.
“Sambil saya tanya anak saya, sebenarnya jatuh atau berkelahi/orang pukul, tapi anak saya tidak mau jawab, saya paksa tanya, kemudian anak saya menjawbab Gibran (temannya) yang pukul,” katanya.
Berdasarkan pengakuan dari anaknya itu, ia kemudian bergegas ke rumah teman anaknya bernama Jihan, guna menanyakan masalah baku pukul (berkelahi).
Ia kemudian menanyakan perihal luka yang dialami anaknya itu ke anak tetangga bernama Jihan.
Dari keterangan anak tetangganya, menyebutkan bahwa anaknya bukan terjatuh, tapi dipukul oleh Gibran, anaknya Rahman.
Dari informasi itu, ia kemudian mendatangi rumah orang tua dari anak bernama Gibran itu, bersama ibunya, dengan tujuan menceritakan bahwa anak mereka telah memukul anaknya hingga bibirnya pecah dan hidung berdarah.
“Tapi kami sampai ke rumah Rahman, kami bertemu dengan oknum Polisi (Jamal) lalu saya tanya ada istri Rahman atau tidak? dan Dia (Jamal) menjawbab mungkin mereka didalam. Lalu saya meminta bantuannya untuk panggil Rahman dan istrinya, tapi sepertinya rumah itu tidak ada orang lalu si Polisi katakan kayaknya mereka lagi ke rumah duka,” cerita Iki.
Karena Jamal menyampaikan kalau Rahman dan istrinya berada di rumah duka, ia bersama ibunya langsung menuju dan bertemu dengan seorang perempuan yang tidak lain adalah Ria di rumah duka.
“Ibu saya bertemu dengan Ria lalu dia tanya ke Ibu saya dengan nada yang tidak sopan, Ngoni (kalian) cari istri Rahman kenapa? Ibu saya menjawab, ada masalah anak-anak bermain jadi baku pukul sampai bibir Fatahila pecah dan hidung berdarah,” ujarnya.
Disitulah terjadi adu mulut antara Ibunya dengan Ria. Tiba-tiba ayah dari Gibran ( (Rahman) keluar langsung memukul dirinya.
” Saat itu saya sampaikan ke Rahman agar saling tanya dulu, karena bibir dan hidung anak saya berdarah jadi perlu bercerita baik-baik jangan tunjukkan kamu punya laki- laki-laki disini, ” ucap Iki.
Setelah itu, ia langsung menarik tangan ibunya untuk pergi dari tempat itu. Sesampainya di rumah, ia bersama beberapa temannya sedang bermain domino.
Saat itu, tiba-tiba Rahman yang juga orang tua dari Gibran lewat depan rumah. Ia yang masih terbawa emosi dengan kejadian yang menimpa anaknya itu, langsung memanggil Rahman untuk berkelahi.
“Saya panggil Rahman saya katakan kamu tunjukan jagoan ya, kamu kesini biar kita berkelahi. Saat itulah saya dan Rahman berkelahi di samping rumah, tapi karena Rahman lari, saya kejar, dengan emosi, ” sebutnya.
Ia kemudian merasa heran, karena dirinya tidak sama sekali memukul ataupun menyentuh istri Jamal (Oknum polisi). Tapi tiba-tiba ia dilaporkan ke Polsek Ternate Pulau karena diduga telah melakukan penganiayaan.
“Mereka lapor saya katanya saya yang pukul Ria, saya langsung bingung, kenapa mereka buat laporan kalau saya pukul istri oknum polisi, padahal saya dan Rahman yang berkelahi, ” bebernya.
Ia juga mengaku saat dirinya dan Rahman berkelahi, istrinya sempat melihat Ria selaku istri oknum anggota Polisi itu memukul wajah ibunya. Melihat ibunya dipukul, istrinya lalu menarik jilbab istri anggota polisi itu.
“Saat saya dan Rahman berkelahi itu, istri saya lihat Ria pukul wajah ibu saya, lalu istri saya tarik jilbab Ria, karena dia tidak tega lihat ibu saya dipukuli, istri saya tarik jilbab lalu mereka berdua jatuh sama-sama, ” terangnya.
” Jadi kronologinya seperti itu, tapi mereka buat laporan dengan menuduh saya telah melanggar pasal penganiayaan, ” pungkas Iki. ***
Editor : Redaksi
Pewarta : Saha Buamona