Disebut Misterius, Barulah Terungkap Fakta Baru Dua Nelayan Terkait Insiden Ledakan RIB 04 Milik Basarnas Ternate

banner 120x600

Klikfakta.id, TERNATE – Setelah disebut misterius, identitas dua orang nelayan dalam insiden speedboat RIB 04 milik Basarnas Ternate, Maluku Utara  akhirnya terungkap, ketika dihadirkan oleh Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Dirpolairud) Polda Maluku Utara, Kombes Pol Azhari Djuanda.

Dua orang yang sempat misterius itu, disebut sebagai nelayan dan sedang mati mesin di perairan desa Gita, Kecamatan Oba, Kota Tidore Kepulauan.

banner 325x300

Keduanya yakni Udin Rope dan Sudarwin Hasrat, dimana Sudarwin doketahui anggota Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Maluku Utara berpangkat AIPDA.

Sebelumnya dalam peristiwa meledaknya speedboat RIB 04, pihak Basarnas Ternate menyampaikan bahwa Udin dan Sudarwin adalah nelayan yang mengalami mati mesin di perairan Desa Gita, Kota Tidore Kepulauan pada Minggu, 2 Februari 2025 sekira pukul 19:30 WIT.

Keduanya kemudian meminta pertolongan melalui via pesan whatsApp ke Basarnas.

Sekira pukul 21:00 WIT malam, Tim SAR gabungan dengan jumlah 11 orang dari Basarnas, Polairud, serta seorang jurnalis kontributor Metro TV, Sahril Helmi langsung bertolak dari Pelabuhan Ahmad Yani Ternate menuju lokasi dimana dua orang yang disebut sebagai nelayan itu berada.

Kemudian dalam operasi SAR yang dilakukan pada malam hari itu juga dengan alasan bahwa pihak SAR gabungan dari Basarnas Ternate sudah mengetahui titik lokasi dua orang tersebut.

Sehingga harus dengan segera bergerak untuk memberi pertolongan dan penyelamatan. Bahkan pihak Basarnas juga mengakui bahwa dalam operasi yang dilakukan sudah sesuai Standard Operating Procedure (SOP).

Kasi Ops Basarnas Ternate, Syahran, yang juga menjadi korban atas ledakan speedboat RIB 04 sebelumnya mengaku, saat itu cuaca sedang baik-baik saja, sehingga mereka harus melakukan pertolongan dan penyelamatan terhadap Udin dan Sudarwin.

Namun terjadi lain, karena naas menimpa mereka yang kurang lebih 10 menit langsung sampai di titik lokasi dimana Udin dan Sudarwin itu berada.

Speedboat RIB 04 milik Basarnas itu mengalami ledakan yang menyebabkan tiga orang meninggal dunia, tujuh selamat tapi beberapa lainnya mengalami luka parah, dan satu jurnalis kontributor Metro TV Sahril Helmi hilang sampai saat ini.

Anehnya dua orang yang disebut sebagai nelayan itu membutuhkan pertolongan dan penyelamatan dari tim SAR gabungan ternyata mereka tidak sedang beraktivitas sebagai nelayan atau memancing, akan tetapi pada kenyataannya lain.

Hal tersebut terungkap pada Jumat, 7 Februari 2025 setelah Direktur Kepolisian Perairan dan Udara (Dirpolairud) Polda Malut menghadirkan dua orang yang disebut sebagai nelayan misterius oleh publik.

Pasalnya terungkap bahwa ternyata dua nelayan yang hendak membutuhkan pertolongan dan penyelamatan pada malam hari itu satu diantaranya adalah seorang anggota Ditpolairud Polda Malut bernama AIPDA Sudarwin Hasrat (40) dan rekannya Udin Rope (60) seorang nelayan dari Kelurahan Mangga Dua, Kota Ternate.

Sudarwin dalam penjelasannya mengatakan bahwa dirinya bersama Udin tidak sedang melaut atau sebagai nelayan, melainkan untuk memperbaiki kapal ikan miliknya yang hanyut di perairan Pulau Makian pada Jumat, 31 Januari 2025 lalu akibat kerusakan mesin.

“Saya dapat telpon kalau kapal ikan milik saya di Makian, disitu saya bersama Udin dan satu orang mekanik langsung berangkat dari Ternate menuju Pulau Makian sekira pukul 16.00 WIT,” ujar Sudarwin di kantor Ditpolairud saat Coffee Morning yang digelar oleh Ditpolairud Polda Malut dengan awak media, pada Jumat 7 Februari 2025 pagi tadi.

Sudarwin dan Udin bersama seorang mekanik tiba di pulau makian pada malam hari, namun kapal ikan itu tidak dapat dihidupkan, karena mesinnya mengalami kerusakan, sehingga mereka langsung menarik ke Pulau Kayoa, tepatnya di Desa Gurapin, Kabupaten Halmahera Selatan untuk membeli alat mesin yang rusak.

Setelah kapal diperbaiki, mereka bersama mekanik bertolak dari Kayoa menuju Ternate pada Minggu 2 Februari 2025 sekira pukul 11:00 WIT pagi, Namun didalam perjalanan mereka juga mendapat kabar bahwa ada kapal Sudarwin mengalami kerusakan di perairan Bacan dan membutuhkan mekanik.

“Sehingga kami berinisiatif untuk menurunkan mekanik di Desa Gita agar dia bisa melanjutkan perjalanan ke Ternate lewat jalur darat untuk naik kapal Bacan menuju Halmahera Selatan, karena cuaca yang tidak mendukung,” jelasnya.

Setelah menurunkan mekanik di Desa Gita sekira pukul 16:00 WIT sore hari mereka berdua (Udin dan Sudarwin) kembali bertolak dari Desa Gita menuju Ternate, kurang lebih dua jam atau mendekati Pulau Moti, namun cuaca semakin memburuk dan mesin kapal secara tiba-tiba mati.

Saat mati mesin kondisi cuaca juga semakin memburuk, kemudian pihaknya langsung menghubungi SAR dari Polairud, yaitu Briptu Ritno, tatapi tidak dapat merespons, lalu lanjut menghubungi Bripka Irwan, dan mendapat respons, namun berselang waktu yang tidak lama, Basarnas Ternate mengonfirmasi untuk meminta lokasi dimana mereka berada.

“Tapi sementara itu Bripka Irwan menelepon kami kembali sekira pukul 23:00 WIT malam untuk meminta agar kami memberi kode cahaya dengan menggunakan senter,” ungkapnya sembari menyebut melihat cahaya dari mereka (Basarnas) Ternate.

Pihaknya mengaku memberikan kode cahaya dan sempat melihat cahaya dari jauh, akan tetapi lima menit kemudian telah kehilangan kabar. Namun secara tiba-tiba, Bripka Irwan menelepon mereka mengatakan bahwa tidak bisa menolong karena mengalami musibah.

“Musibah yang Bripka Irwan mengatakan itu seperti apa kami tidak tau, karena kami tidak mendengar adanya bunyi ledakan,” akunya.

Karena sudah tidak ada bantuan, kata Sudarwin langsung meminta rekannya, Udin untuk segera memperbaiki mesin kapal yang rusak itu kembali, dan pada pagi hari atau Senin 3 Februari 2025 sekira pukul 07:00 WIT, mesin kapal kembali berfungsi, kemudian mereka melanjutkan perjalanan menuju ke Ternate.

“Dalam perjalanan tiba-tiba mesin kami rusak lagi, sehingga kami hanyut sampai di Pulau Moti, tapi kami terus perbaiki hingga siang hari kapal kami kembali berfungsi, dan kami tiba di Ternate pada sore hari menjelang magrib,” pungkasnya.

“Kami juga kaget dan merasa sangat mengejutkan setelah mendengar tim SAR gabungan yang mau menyelamatkan kami itu mengalami kecelakaan hingga menyebabkan tiga orang meninggal dunia dan satu wartawan masih dalam pencarian,” tambahnya.

Sementara Dirpolairud Polda Malut, Kombes Pol Azhari Djuanda menyatakan, kedua nelayan yang dilaporkan mati mesin itu telah kembali ke Ternate dengan selamat pada Senin 3 Februari 2025.

Namun karena dirinya dan tim SAR gabungan dari Basarnas Ternate masih terfokus untuk melakukan pencarian satu korban yang dalam pencarian hingga saat ini yakni wartawan kontributor Metro TV, Sahril Helmi.

“Dua orang nelayan yang dikatakan mati mesin itu betul-betul ada dan keduanya telah selamat serta sudah berada di Kota Ternate, sehingga tim SAR gabungan bukan di prank,” pungkasnya.

Untuk diketahui bahwa dalam upaya misi kemanusiaan atau pertolongan dan penyelamatan dua nelayan tersebut terjadi kecelakaan, karena speedboat RIB 04 milik Basarnas Ternate itu mengalami ledakan.

Dari ledakan speedboat tersebut menyebabkan tiga anggota SAR gabungan meninggal dunia, sementara seorang wartawan kontributor Metro TV Sahril Helmi masih dalam pencarian yang saat ini telah memasuki hari kelima.

Dalam insiden meledaknya speedboat milik Basarnas Ternate itu, terdapat 11 orang yang termasuk dalam tim SAR gabungan untuk melakukan pencarian dan pertolongan terhadap dua orang yang dikatakan sebagai nelayan mengalami mati mesin.

Dari 11 orang yang menjadi korban itu tiga dinyatakan meninggal dunia yakni, anggota Polairud Bharatu Mardi Haji dan dua anggota Basarnas yakni Fadli Malagapi dan Riski Esa, serta satu wartawan kontributor Metro TV masih dalam pencarian hingga hari kelima sementara tujuh orang lainnya selamat namun beberapa diantaranya mengalami luka parah.

Untuk diketahui tujuh orang korban yang selamat yakni PNS SAR dari Basarnas Ternate sebanyak lima orang, mereka masing-masing bernama Kasi Ops Basarnas M Syahran Laturua, Ryan Azur Ali, Hamja Djirun, Darmanto rauf, Maretang, dau dua orang anggota Polairud diantaranya Bripka Irwan Idris bersama Bripda Putra Nusantara Ruslan.

Pihak keluarga korban yang dalam pencarian dan masyarakat setempat turut berduka atas insiden tersebut mereka juga berharap agar pencarian terus dilakukan.

Sementara Basarnas Ternate berjanji akan terus melakukan pencarian dan investigasi terkait kecelakaan yang terjadi. ***

Editor     : Redaksi

Pewarta : Saha Buamona

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page