Menteri Pertanian Lepas Ekspor Santan Kelapa PT Niko Halut ke Pasar Cina

klikfakta.id, HALUT – Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, melepas secara simbolis ekspor perdana produk olahan santan kelapa dari PT Niko Halmahera Utara ke pasar Tiongkok. Prosesi pelepasan dilakukan di hadapan jajaran pemerintah daerah, perwakilan perusahaan, serta berbagai pemangku kepentingan sektor perkebunan.

Ekspor tersebut mencakup dua kontainer berukuran 40 feet dengan total volume mencapai 20 ton produk santan kelapa olahan dan nilai ekspor lebih dari 1,6 miliar rupiah. Produk yang dikirim telah memenuhi seluruh standar sanitasi dan fitosanitasi yang dipersyaratkan oleh negara tujuan.

Pelepasan dilakukan secara simbolis melalui pemecahan buah kelapa oleh Menteri Pertanian RI bersama Gubernur Maluku Utara Serly Coanda, Bupati Halmahera Utara Piet Hein Babua, Wakil Bupati Kasman Hi. Ahmad, dan General Manager  PT Niko Nanang Rismadi.

Dalam sambutannya, Menteri Pertanian menyatakan bahwa ekspor ini merupakan bukti keberhasilan program hilirisasi komoditas perkebunan, khususnya kelapa, sehingga memberikan nilai tambah signifikan bagi perekonomian daerah. “Dengan ekspor ini, kita tidak lagi mengirim bahan mentah, melainkan produk olahan yang siap bersaing di pasar internasional,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas produksi, penguatan sertifikasi mutu, serta pengembangan rantai pasok kelapa berbasis industri hilir agar ekspor dapat terus diperluas ke berbagai negara.

Lebih jauh Mentan menjelaskan bahwa pihaknya menyiapkan dukungan pengembangan komoditas kelapa di Maluku Utara melalui penyediaan bibit kelapa unggul seluas 10 ribu hektare, dengan 5 ribu hektare dialokasikan khusus untuk Kabupaten Halmahera Utara. Upaya tersebut diharapkan mampu mendorong peningkatan ekspor dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat produksi kelapa olahan dunia.

Mentan juga mengingatkan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan produksi dan kemitraan yang adil bagi petani lokal, termasuk peningkatan harga jual kelapa agar kesejahteraan petani semakin membaik.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Maluku Utara Serly Coanda menyampaikan apresiasi kepada Menteri Pertanian atas dukungan dan perhatiannya terhadap sektor perkebunan di Halmahera Utara.

Menurut Gubernur, Halmahera Utara merupakan daerah dengan produksi kelapa tertinggi di Maluku Utara, dengan luas lahan mencapai 49 ribu hektare.

Rata-rata setiap hektare ditanami sekitar 100 pohon dengan estimasi produksi harian mencapai 1,6 juta butir kelapa. Namun, masih terdapat sekitar 45 ribu hektare lahan potensial yang belum tergarap. “Sekitar 60 persen masyarakat Maluku Utara menggantungkan hidup pada komoditas kelapa. Jika petani kelapa sejahtera, maka Maluku Utara akan sejahtera,” ujarnya.

Gubernur menambahkan, sejumlah kendala masih dihadapi petani di lapangan, terutama keterbatasan jalan tani dan akses infrastruktur pendukung produksi.

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page