Klikfakta.id, TERNATE – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Front Perjuangan untuk Demokrasi diduga mendapat tindakan kekerasan oleh sejumlah oknum anggota Kepolisian Resor (Polres) Ternate, Maluku Utara pada aksi injuk rasa yang berlangsung pada Senin 30 Juni 2025 sore tadi.
Kekerasan yang diduga dilakukan oleh sejumlah oknum anggota polisi dari Polres Ternate itu dibawah kepemimpinan Kabag Ops, AKP Mochtar Thenu.
Dugaan kekerasan yang dialami oleh sejumlah massa aksi tersebut saat menggelar aksi unjuk rasa, mendesak Polda Maluku Utara, membebaskan 11 warga Maba Sangaji, Kabupaten Halmahera Timur, dipukul mundur oleh anggota polisi yang melaksanakan pengamanan.
Pantauan di lapangan, puluhan massa aksi dipukul mundur mulai dari depan mapolda malut serta kediaman eks Gubernur maluku utara di Kelurahan Kalumpang Ternate.

Massa tak puas dipukul mundur, lantaran aksi yang dilakukan belum direspon Polda. Aksi saling serang, saling dorong, hingga tendangan bahkan pukulan mulai dilayangkan masing-masing dari massa aksi maupun aparat kepolisian.
Koordinator aksi, Yasim Majid kepada awak media menegaskan, dugaan represif yang dialami tersebut, dengan alasan karena aksi yang dilakukan dinilai akan mengganggu aktivitas di Polda Maluku Utara menyambut HUT Bhayangkara ke-79 Tahun 2025.
“Kita yang dipukul mundur lebih dulu, karena menurut mereka, aksi kami di sore hari ini dinilai sangat mengganggu aktivitas mereka di Polda,” ujar Yasim.
Yasim mengakui, tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum kepolisian dan dialami oleh sejumlah massa ini akan dilaporkan ke internal fron untuk disikapi.
“Selaku korlap, saya tidak terima dengan represifitas yang dilakukan oleh anggota, karena dialami kawan-kawan saat melaksanakan aksi sore hari ini,” ujarnya.
Terpisah, Kasi Humas Polres Ternate, AKP Umar Kombong, saat dikonfirmasi via telepon mengatakan pihaknya akan mengecek kronologi tersebut.
“Saya cek kronologisnya dulu, karena terkait itu saya juga belum tahu, intinya saya cek dulu ya,” pungkasnya. ***
Editor : Redaksi
Pewarta : Saha Buamona