Klikfakta.id, HALTENG — Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara saat ini menjadi sentral penduduk yang dihuni oleh masyarakat dari berbagai macam etnis dan suku serta agama.

Bahkan Halmahera Tengah (Halteng) juga menjadi arus urbanisasi manusia yang cukup banyak sampai memadati Halteng, mereka semua berdatangan dari berbagai daerah nusantara setiap hari.

Halmahera Tengah saat ini menjadi sasaran empuk para pemburu rupiah untuk hidup berkelangsungan dengan dengan keluarga, karena hadirnya PT. IWIP (Indonesia Weda Bay Industrial).

PT. IWIP merupakan kawasan industri terpadu, beroperasi di pertambangan dan pengolahan berbasis nikel yang berlokasi di Desa Lelilef, Kecamatan Weda, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara.

PT. IWIP adalah satu perusahaan nikel terbesar dunia dihadirkan di negeri Fagogoru.

Namun meskipun banyak penduduk yang beragam etnis, suku dan agama, akan tetapi hubungan sosial dalam kemasyarakatan berjalan harmonis.

Hal tersebut mendapat tanggapan ada yang menyampaikan di kepemimpinan Edi Langkara dan Abd. Rahim Odeyani sebagai Bupati dan Wakil Bupati Halmahera Tengah.

Negeri Fagogoru sangat minim atas konflik pertikaian atau nyaris tidak terdengar.

Penilaian itu disampaikan salah satu tokoh pemuda di Maluku Utara, asal Kabupaten Kepulauan Sula H. Edho Sapsuha saat dialog interaktif yang dilaksanakan di stasiun Malut Tv bertema “Halteng Bertanya, Elang Menjawab’ pada Selasa 10 September 2024.

“Elang salah satu pemimpin daerah yang, sukses karena telah membawa Halteng menjadi luar biasa. Saya secara pribadi sangat mengapresiasi kepemimpinan Bang Edi,” ujar Edo.

Edo mengatakan Halmahera Tengah tumbuh kembangkan dengan adanya pembangunan yang luar biasa.

Kata Edo, Bang Edi juga bisa menjaga harmonisasi sosial di tengah-tengah banyaknya warga berdatangan dari luar daerah untuk berjubel kesana.

Harmonisasi, lanjut Edho, merupakan fondasi sosial yang patut diapresiasi. Karena menjaga persatuan ditengah keberagaman suku, etnis dan agama itu suatu perkara yang tidak muda.

Ia menegaskan hal tersebut terjalin baik karena dinginnya tangan-tangan para pemimpin seperti Elang-Rahim saat memimpin Halmahera Tengah sebelumnya.

“Siapa saja yang berdomisili di sana merasa selalu nyaman karena gaya kepemimpinan Elang-Rahim itu selalu memposisikan manusia pada posisi yang sama tanpa melihat latar belakang sosial,” tegasnya.

Sementara mantan Bupati Halmahera Tengah yang saat ini sebagai bakal calon Bupati pada periode kedua, Edi Langkara ketika dikonfirmasi terkait kepemimpinannya apakah terjadinya bencana banjir dan konflik antar suku seperti terjadi saat ini?

Elang sapaan akrab Edi Langkara menjelaskan bahwa sering terjadi air meluap dan tergenang, akan tetapi biasa saja, karena kendaraan pun bisa melewati, konflik antar suku juga sering terjadi tapi tidak sekonflik yang sekarang ini.

“Walaupun bencana dan konflik antar suku itu terjadi, tapi Alhamdulillah tidak separah seperti skarang ini, Lalulintas juga tidak lumpuh, air tidak merendam rumah penduduk,” terang Elang pada Rabu 11 September 2024.***

Editor    : Armand

Penulis : Saha Buamona

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *