Klikfakta.id, TERNATE — Tarisa Cahya Ramadhan (23 tahun) asal dari Desa Bobanehena meninggal dunia akibat terjadinya banjir bandang di Kelurahan Rua, Kecamatan Ternate Pulau, Kota Ternate, Maluku Utara ditemukan tergenang dalam lumpur.

Tarisa merupakan Mahasiswi Prodi Akuntansi Syariah (AKS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate Semester tujuh yang sedang mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Rua.

Tarisa adalah anak kedua dalam empat bersaudara, dari pasangan suami istri (Pasutri) Ismit Salim dan Ibu Sri Astuti.

Ismit Salim seorang Anggota Polri di Polda Maluku Utara berpangkat IPTU bertugas di Polres Kepulauan Sula, Kabag Samuda.

Jasad wanita asal Desa Bobanehena, Halmahera Barat ini ikut ditemukan dalam genangan lumpur, bersama belasan korban lainnya masih dalam proses pencarian dan dievakuasi oleh Tim Sar gabungan bersama dengan masyarakat pada Senin 26 Agustus 2024.

Alan (40 tahun) pemilik rumah tempat Tarisa tinggal mengatakan kejadian itu dirinya tak berada di rumah, tapi yang ada hanya korban bersama dua orang keponakannya yakni Gazali (20) dan Taslim (18) .

“Saat kejadian saya tidak di rumah, saya di rumah sakit, dengar informasi banjir baru saya ke Rua ternyata dia (Tarisa) juga ikut meninggal,” kata Alan.

Alan mengatakan, jasad Tarisa Cahya Ramadhan ditemukan di dalam genangan lumpur. Saat datangnya banjir bandang menerjang korban yang didudga sedang tertidur pulas.

Derasnya banjir dengan membawa material bebatuan dan lumpur hingga membuat dinding rumah roboh dan menimpa korban yang sementara berada didalam kamar hingga tak sempat berlari menyelamatkan diri dari terjangan lumpur.

“(Dalam proses evakuasi) jadi kaki korban ini ditemukan terjepit di tembok, mungkin itu yang bikin dia tidak bisa menyelamatkan diri, baru ditambah banjir lumpur,” ngakunya.

Sementara Gazali (20), salah satu korban yang selamat mengatakan, saat kejadian ia bersama rekannya, Taslim (18), yang diketahui tinggal serumah dengan korban mahasiswi itu berlari menyelamatkan diri.

Saking paniknya, Gazali mengaku memecahkan kaca jendela untuk menjadikan jalan untuk berlari keluar menyelamatkan diri.

“Kan saya dan Taslim dalam keadaan tidur terus ada bunyi gemuru, saya bangun dan tanya ke Taslim ada bunyi apa itu, pas saya mau keluar ternyata di muka kamar sudah ada lumpur, saya lalu kasih pecah kaca jendela dan lari lewat jendela,” ucapnya.

Gazali mengaku, masih ingin sempat berlari ke kamar tengah mengecek korban Tarisa namun suasana rumah sudah gelap dan mencekam ditambah derasnya lumpur datang menerjang membuat Gazali bersama rekannya, Taslim, terpaksa harus berlari untuk menyelamatkan diri masing-masing.

“Kami keluar lalu berlari ke arah Kastela, dapat dengar di luar rumah orang teriak – teriak,” tukasnya.

Untuk diketahui banjir bandang yang terjadi di Kelurahan Rua ini memakan korban kurang lebih sekira 20 orang. ***

Editor     : Armand

Penulis  : Saha Buamona 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *