Klikfakta.id, HALSEL – Warga disekitar kawasan PLTD Saketa, Kecamatan Gane Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara mengeluhkan dampak buruk dari polusi udara yang ditimbulkan oleh asap mesin pembangkit listrik milik PLN. Asap yang ditimbulkan itu sangat tebal dan berbau menyengat.
Salah seorang warga yang tinggal di sekitar wilayah PLTD berinisial IRT yang juga sebagai ibu rumah tangga mengungkapkan bahwa asap tersebut sering muncul, terutama pada pagi dan malam hari.
Menurut dia, asapnya sangat mengganggu. Selain bau yang menyengat, mereka juga merasa khawatir, karena asap tersebut berdampak buruk pada kesehatan keluarga mereka, apalagi kalau sudah tengah malam.
“Kalau sudah tengah malam itu kami sekeluarga sering mengalami sesak nafas, bahkan kami semua kena asma, dan itu dampak dari PLN, karena kenalpot mesinnya langsung kearah rumah kami,” ungkapnya Selasa (3/12/ 2024).
Keluhan serupa juga disampaikan oleh Udin suami IRT mengatakan, polusi udara ini sudah berlangsung lama, dan sampai saat ini belum ada solusi yang jelas.
“Kami sudah melaporkan hal ini ke pihak terkait, tetapi hingga sekarang belum ada tindakan nyata untuk mengatasinya,” tambahnya.
Udin juga mengaku akibat dari polusi PLTD tersebut menyebabkan anaknya laki-laki meninggal dunia pada akhir pekan lalu, diduga akibat dampak polusi udara dari aktivitas Pembangkit Listrik Tenaga (PLTD) milik PLN.
Ironisnya hingga kini pihak keluarga korban belum menerima santunan atau bentuk tanggungjawab lain dari pihak PLN setempat.
Dia bilang, segala sesuatu mengenai atministrasi sudah di berikan oleh pihak rumah sakit dimana sebelumnya anaknya dirawat.
Udin menceritakan kronologis kejadian hingga anaknya meninggal yakni korban mulai mengeluhkan masalah kesehatan seperti sesak nafas dan batuk itu sudah berlangsung lama.
“Anak saya sering sesak nafas, terutama saat asap pembangkit tercium kuat, setelah bawa diperiksa jantungnya bocor,” ujar ayahnya.
Korban sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit Darma Ibu Ternate, dan RSUD Chasan Boeserie Ternate, Maluku Utara, namun kondisinya memburuk hingga dibawah ke salah satu Rumah Sakit Makassar, Sulawesi Selatan, tapi tidak dapat diselamatkan akhirnya meninggal dunia pada 1 Juli 2024 lalu.
Respons orang tua korban dan pihak terkait kejadian ini memicu keresahan di kalangan warga sekitar yang telah lama mengeluhkan dampak polusi dari pembangkit listrik tersebut.
“Kami sudah beberapa kali mengajukan protes dan meminta PLN untuk segera mencari solusi agar warga masyarakat disekitar lain tidak mendapat seperti yang kita alami, tapi sampai sekarang tidak ada tindakan nyata,” bebernya.
“Kami hanya berharap ada keadilan. Jangan sampai ada korban lagi seperti ini,” harapan orang tua korban.
Harapan Warga disekitar wilayah PLN kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya pengelolaan lingkungan lebih baik, terutama di wilayah yang berdekatan dengan instalasi pembangkit listrik.
Dampak kesehatan dan lingkungan asap dari mesin pembangkit listrik ini tidak hanya mengganggu kenyamanan warga, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran terhadap kesehatan.
Berdasarkan pengamatan media ini, beberapa anak kecil sering mengalami batuk dan sesak nafas setelah terpapar asap tersebut.
Sementara itu kepala PLN Saketa, Kecamatan Gane Barat Fahrurrazy Tohepaly ketika dikonfirmasi mengaku telah menerima laporan masyarakat. Ia mengatakan bahwa pihaknya sedang berkomunikasi dengan pihak atasan dalam hal ini UP3 PLN Ternate.
“Tadi saya sudah menyuruh bagian K3 memeriksa kondisi di rumah mereka, meminta seluruh riwayat kesehatan, penyakit, tadi juga sudah diukur ukuran kebisingan, polusi, semua menggunakan alat ukur, jadi sudah lengkap, dan akan menyurat keatasan untuk ditindaklanjuti,” tukasnya.
Pihaknya mengaku sudah pernah menyurat sekali terkait dengan arah kenalpot mesin, agar bisa menghadap keatas, karena kemarin juga sudah pele kenalpot menggunakan seng, tapi kalau mesin operasi kan pasti gasnya tinggi jadi tetap ada polusi.
“Muda-mudahan surat kami bisa ditindaklanjuti, agar PLN pembangkit ini bisa pindah begitu, karena kondisi PLTD kalau dalam kampung sudah tidak layak lah, harapan kami bangun baru lebih jauh dari permukiman warga,” harapannya.
Terkait santunan duka menurut Fahrurrazy, dirinya baru mendengar, entah siapa yang mengatakan itu, karena saya juga baru dihubungi oleh atasan,***
Editor : Samuel.L
Penulis : Saha Buamona
Komentar