Klikfakta.id, HALSEL — Desa Saketa, Kecamatan Gane Barat, Kabupaten Halmahera Selatan kembali menjadi sorotan publik. Bukan karena kemajuan, melainkan karena polemik yang mengancam tata kelola pemerintahan desa.
Kepala Desa Saketa, Idjul M. Kiat, dinilai abai terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
Ia kerap meninggalkan desa dan dinilai tidak transparan dalam pengelolaan dana desa. Kondisi ini memicu keresahan warga dan berpotensi menimbulkan konflik sosial.
Padahal, dana desa sejatinya merupakan instrumen vital untuk mendorong pembangunan dari pinggiran. Namun, di tangan Idjul, amanat itu justru diabaikan. Dana yang semestinya menjadi motor pembangunan berubah menjadi sumber ketegangan.
Warga menilai sang kepala desa lebih sering berada di kabupaten ketimbang di desa. “Kehadirannya jarang, transparansi pun nihil. Kami tidak pernah tahu ke mana dana desa dialirkan,” ujar Koordinator aksi, IK, kepada Klikfakta.id, Sabtu (11/10/2025).
Menurutnya, transparansi kini hanya menjadi slogan kosong, sementara akuntabilitas nyaris tak terdengar. “Ini bukan lagi sekadar persoalan administrasi, tapi sudah menyangkut etika kepemimpinan,” tegasnya.
Kekecewaan warga terus meningkat. Absennya kepala desa dan pengambilan keputusan yang sepihak membuat kepercayaan publik runtuh. Bibit konflik horizontal pun mulai tumbuh di tengah masyarakat.
Warga mendesak pemerintah daerah segera turun tangan. “Evaluasi harus nyata, sanksi harus tegas. Jangan hanya imbauan. Jika kepala desa melanggar, maka harus diganti demi mengembalikan kepercayaan masyarakat,” tambahnya.
Sudah saatnya dana desa benar-benar menjadi alat pembangunan, bukan alat kekuasaan. Dan sudah waktunya rakyat kembali menjadi pusat dari setiap kebijakan. ***
Editor : Redaksi
Pewarta : Saha Buamona