KunKer ke Tambang Gosowong, Komisi III DPRD Malut: NHM Aset Strategis bagi Malut, Perlu Didukung untuk Bangkit dan Pulih

banner 120x600

Klikfakta.id,Gosowong– Komisi III DPRD Provinsi Maluku Utara (Malut) melakukan kunjungan kerja ke Tambang Emas Gosowong yang dikelola PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) pada Kamis (27/02). Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan peran DPRD dalam mendukung kebangkitan NHM ke depan, membahas penerimaan negara bukan pajak (PNBP), program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) NHM, serta perkembangan pemulihan operasional tambang.

Dalam kesempatan tersebut, Komisi III DPRD Malut menegaskan bahwa NHM merupakan aset strategis bagi Provinsi Malut dan Indonesia, khususnya di sektor pertambangan. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari berbagai pihak agar operasional NHM dapat kembali berjalan secara optimal.

banner 325x300

Sambutan Hangat dan Harapan NHM

Kunjungan kerja ini disambut langsung oleh Wakil Direktur Utama NHM, Amiruddin Hasyim, beserta jajaran manajemen site dan karyawan NHM. Turut hadir dalam rombongan kunjungan tersebut Ketua DPRD Provinsi Malut, Iqbal Ruray serta anggota Komisi III DPRD Malut dari berbagai partai, termasuk Golkar, PDIP, Nasdem, Hanura, PKB, Bintang Demokrat, Gerindra, PKS, dan Amanat Persatuan. Hadir pula Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Malut, Suryanto Andili beserta stafnya.

Dalam sambutannya, Amiruddin Hasyim menyampaikan bahwa pertemuan ini bukan hanya sekadar kunjungan kerja untuk pengawasan oleh DPRD, tetapi juga menjadi momentum silaturahmi serta berbagi informasi mengenai kondisi terkini operasional Tambang Emas Gosowong. Ia berharap koordinasi yang baik dengan para pemangku kepentingan, baik dari lembaga legislatif maupun eksekutif, dapat terus diperkuat demi mendukung keberlanjutan NHM.

Perjalanan dan Tantangan NHM

Dalam pemaparan yang disampaikan oleh Amiruddin, dijelaskan mengenai sejarah perjalanan NHM sejak awal beroperasi hingga saat ini, termasuk aspek sumber daya dan cadangan yang menjadi faktor krusial dalam keberlangsungan tambang.

Menurutnya, berkat kegigihan pemilik perusahaan sekaligus Direktur Utama NHM, Haji Romo Nitiyudo Wachjo (akrab disapa Pak Haji), serta dukungan dari seluruh karyawan dan mitra kerja, NHM berhasil menemukan sumber daya dan cadangan baru yang memperpanjang umur tambang. Sebelumnya, masa operasional tambang diperkirakan akan berakhir pada Februari 2022, namun kini bisa berlanjut hingga tahun 2025.

Selain itu, Amiruddin juga mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapi NHM, terutama terkait infrastruktur tambang yang sudah tidak produktif akibat usia pemakaian yang lama. Beberapa di antaranya adalah peralatan tambang bawah tanah, fasilitas bendungan limbah pengolahan (tailing dam), serta pengembangan tambang bawah tanah lainnya yang membutuhkan investasi besar. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan NHM mengalami tantangan finansial yang cukup berat.

Komitmen Sosial dan Lingkungan NHM

Dalam aspek sosial, M. Irwan Malaka dari Divisi Kinerja Sosial NHM memaparkan program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) serta Corporate Social Responsibility (CSR). Program “NHM Peduli” mendapat apresiasi dari Komisi III DPRD Malut karena dinilai telah memberikan banyak manfaat nyata bagi masyarakat di sekitar tambang.

Meski demikian, tingkat kemiskinan di Maluku Utara masih cukup tinggi. Oleh karena itu, DPRD berharap seluruh perusahaan tambang, termasuk NHM, dapat terus berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian daerah.

Di bidang lingkungan, NHM juga mendapat apresiasi sebagai tambang yang hijau dan ramah lingkungan (green mining). NHM bahkan menerima penghargaan Good Mining Practices (GMP) tingkat nasional serta memiliki tingkat kecelakaan kerja yang rendah dibandingkan perusahaan tambang lainnya di Malut.

Pendekatan Restoratif dan Harapan Ke Depan

Komisi III DPRD Malut juga mengapresiasi pendekatan restoratif yang diterapkan NHM dalam penyelesaian kasus hukum, termasuk penghormatan terhadap tokoh adat dan sesepuh masyarakat. Mereka berharap jika terjadi permasalahan dengan masyarakat sekitar, penyelesaiannya dapat dilakukan secara kekeluargaan terlebih dahulu.

Ke depan, NHM diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan tata kelola perusahaan yang lebih baik. Amiruddin juga menegaskan bahwa tambang bawah tanah seperti di Gosowong memiliki risiko tinggi dalam manajemen pertambangan, terutama dari segi keselamatan kerja, pengelolaan lingkungan, serta teknologi yang presisi. Oleh karena itu, mitigasi risiko yang matang sangat diperlukan agar NHM dapat terus beroperasi dengan optimal.

“Atas dasar keyakinan terhadap cadangan yang dimiliki, NHM masih menaruh harapan besar untuk pulih dan bangkit. Kami sangat mengharapkan bimbingan, dukungan penuh, dan kerja sama dari semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah provinsi dan kabupaten. Sebagai Objek Vital Nasional (OBVITNAS), NHM berkomitmen menjalankan operasional pertambangan yang sesuai dengan prinsip Good Mining Practices (GMP) agar manfaat bagi bangsa dan negara dapat dicapai secara optimal,” ujar Amiruddin.

Kunjungan Komisi II DPRD Malut

Pada hari yang sama, NHM juga menerima kunjungan kerja Komisi II DPRD Malut bersama sejumlah pejabat pemerintah lainnya. Kunjungan tersebut membahas berbagai isu, termasuk pendapatan daerah, kebijakan tenaga kerja, serta laporan terbaru mengenai pemulihan operasional Tambang Emas Gosowong.(hms)red).

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page