Klikfakta.id, HALTENG — Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), Maluku Utara tahun 2024 itu terlihat semakin memanas memasuki tahapan kampanye.
Salah satu contoh materi kampanye saling singgung, yang disampaikan salah satu tim sukses dari pasangan calon bupati dan wakil bupati halmahera tengah (Halteng) dari nomor urut 1, Muttiara Yasin dan Salim Kamaludin ( Mustika).
M. Al Yasin yang juga suami dari Mutiara, dalam acara kampanye terbatas di desa Waleh, Kecamatan Weda Timur beberapa hari lalu turut hadir dan menyampaikan orasi politiknya.
Dalam orasi politik melalui video yang viral dari salah satu warga berdurasi 3 menit kurang lebih di medsos itu, M. Ali Yasin menyinggung yang diduga kepada calon Bupati nomor urut 3, Ikram M. Sangaji (IMS).
Mantan Wakil Gubernur Malut periode 2019-2024 ini, menyebut IMS merupakan calon pemimpin yang suka berbohong dan menerapkan program yang tidak layak menjadi seorang pemimpin kepala daerah.
“Dia kira kami (torang) masyarakat Halteng ini baru pake shampo kaapa. Dia itu cuma diutus mengisi kekosongan selama kurang lebih 1,7 tahun saja dan setelah itu selesai”, ungkap Aba Acim sapaan akrab Al Yasin.
Ali Yasin, menjelaskan dari sejumlah program yang diterapkan oleh IMS seperti pemberian shampo, odol, lipstik serta sembako tersebut merupakan program tidak layak dan membohongi masyarakat, dengan tujuan agar masyarakat memilih dirinya.
“Program-program yang dia berikan itu merupakan hak masyarakat karena diambil dari uang masyarakat. Jadi kalian (ngoni) tidak (tara) usah pilih pa dia,” tegasnya.
M. Ali Yasin bahkan menyentil soal pencalonan IMS sebagai calon Bupati Halteng yang dinilai memiliki untuk kepentingan tertentu.
Pasalnya, dari beberapa pernyataan IMS disejumlah acara pemerintahan, dirinya tidak akan mencalonkan diri, karena hanya ditugaskan sebagai penjabat sementara.
“Dari sejumlah masjid di Weda, dia bersumpah tidak akan calon, karena hanya ditugaskan sementara sebagai penjabat bupati. Setelah itu dia balik ke jakarta,” cestusnya.
Al Yasin juga memberikan warning kepada seluruh kepala desa di halteng, yang diduga terlibat dalam kegiatan konsolidasi serta mobilisasi massa untuk ikut agenda disetiap kampanye salah satu paslon menggunakan dana desa (DD).
“Jadi saya sampaikan kepada kepala desa agar hati-hati ya. Jangan sampe dapa audit dan terbukti (kong) polisi dengan (deng) jaksa panggil (koro) kalian (pa ngoni baru ngoni tau),” pungkasnya. ***
Editor : Armand
Penulis : Saha Buamona
Komentar