banner 728x90
OPINI  

Semangat Paskah Bagi Pemuda Kristen di Halmahera Utara

Oleh: Williams Jesayas

Paskah merupakan perayaan iman Kristen yang sarat makna, merayakan kebangkitan Yesus Kristus sebagai simbol kemenangan atas dosa dan kematian. Lebih dari sekadar ritual tahunan, Paskah seharusnya menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk dalam upaya membangun daerah.

Menurut data BPS 2022, jumlah pemuda Indonesia mencapai 65 juta jiwa—potensi besar dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan budaya. Dalam konteks ini, semangat Paskah menjadi dorongan bagi pemuda Kristen untuk berkontribusi secara aktif dan positif di tengah masyarakat.

Di Indonesia, kita masih menyaksikan dikotomi sosial yang tajam, salah satunya melalui politik identitas. Hal ini nyata terasa di Halmahera Utara, misalnya dalam kontestasi Pemilihan Gubernur. Kemenangan Ibu Sherly Tjoana sebagai Gubernur Maluku Utara menjadi simbol keberhasilan melampaui tantangan, termasuk stigma politik identitas. Kemenangan ini seharusnya memicu semangat pemuda Kristen untuk bangkit, tampil, dan berkarya secara kreatif dalam pembangunan.

Dalam Alkitab, kebangkitan Kristus menjadi lambang harapan dan pembaruan. Pemuda Kristen harus menyerap nilai tersebut dan mengimplementasikannya melalui tindakan nyata. Salah satu bentuk nyatanya adalah dengan menggerakkan organisasi seperti Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Halmahera Utara dalam kegiatan sosial seperti pengabdian masyarakat. Kegiatan ini menanamkan nilai kebersamaan, solidaritas, dan kepedulian lintas latar belakang.

Semangat Paskah harus menginspirasi pemuda Kristen melalui GAMKI untuk memaknai nilai-nilai kemanusiaan dan kasih Kristus. Melalui program kerja yang berorientasi pada pengabdian, mereka bisa menghidupkan prinsip kasih dan kepedulian dalam kehidupan sosial.

Lebih jauh, pemuda Kristen dapat menjadi motor penggerak inovasi dalam pembangunan daerah. Dengan kreativitas dan pemanfaatan teknologi, mereka bisa menciptakan solusi untuk masalah masyarakat. GAMKI, misalnya, dapat menggagas program kewirausahaan untuk memperkuat ekonomi lokal dan menekan angka pengangguran.

Pemuda Kristen, baik melalui GAMKI maupun organisasi berbasis gereja lainnya, dapat menerapkan nilai-nilai Paskah lewat kegiatan sosial seperti bakti sosial, penyuluhan kesehatan, kursus keterampilan, pendampingan disabilitas, advokasi hukum, hingga program pendidikan. Kegiatan-kegiatan ini mempererat hubungan dengan masyarakat dan memberi pengalaman konkret dalam mengatasi tantangan sosial. Di sinilah nilai kasih Kristus diwujudkan.

Sayangnya, sering kali program organisasi justru berfokus pada pencitraan pemimpin semata, tanpa meninggalkan warisan kepemimpinan yang bermanfaat. Akibatnya, sulit menemukan pemimpin yang tangguh dan visioner. Bahkan, suksesi kepemimpinan organisasi sering dikotori praktik politik transaksional—pemuda lebih memilih calon karena “30 keping perak”, bukan karena ide dan integritas. Semangat Paskah harus menyadarkan bahwa pengorbanan Kristus adalah harga yang mahal. Jangan jual integritas demi keuntungan sesaat!

Selain itu, semangat Paskah juga mendorong pemuda Kristen menjadi agen perubahan dalam pembangunan ekonomi. Dengan semangat pembaruan dan harapan, mereka bisa menciptakan usaha-usaha berkelanjutan, mengembangkan produk lokal, dan memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas pasar. Keterlibatan mereka dalam pelatihan keterampilan seperti pertanian berkelanjutan atau teknologi informasi juga sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ini sejalan dengan arah pembangunan daerah yang inklusif dan berkelanjutan di bawah kepemimpinan Piet-Kasman.

Namun, pemuda Kristen juga menghadapi tantangan serius, seperti stereotip negatif dan pengaruh gaya hidup konsumtif-individualis yang memudarkan semangat kolaboratif. Di sinilah peran gereja dan komunitas Kristen seperti GAMKI sangat dibutuhkan, menjadi ruang pembinaan nilai dan karakter.

Sebagai penutup, kata kuncinya adalah kolaborasi. Hanya melalui kerja sama antara pemuda Kristen, organisasi gereja, pemerintah daerah, dan masyarakat, semangat dan inspirasi Paskah akan benar-benar hidup—bukan hanya dalam perayaan spiritual, tetapi juga dalam kehidupan sosial dan ekonomi.

Selamat Menghayati dan Merayakan Paskah 2025.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page